NARASI DIALOG
Di
pusat kota Yogyakarta terdapat sebuah restaurant yang bernama PGMI Resto.
Restaurant ini sudah berdiri sejak 10 tahun yang lalu. Menu yang disediakan
rentauran ini sangatah beragam. Hingga pada suatu hari datanglah 2 orang
pembeli,
Pelayan : Selamat datang di PGMI Resto,
silakan duduk dan pilih menu anda.
Pembeli : Ya (jutek)
saya pesan ayam panggang nggak pake gosong. Sama es kopi nggak pake pahit.
Pembeli 2 : saya pesan
nasi uduk sama teh anget ya mbak (sambil tersenyum)
Pelayan : baik
mbak, harap menunggu sebentar (sembari berbalik meninggalkan pembeli)
Pelayan langsung menyerahkan pesanan kepada koki di dapur, dan koki
menyiapkan pesanan tersebut.
(5 menit kemudian)
Pembeli 1 : adduuhh...
kok lama banget sih.. nggak tau ya kalau kita tuh laper? (cemberut)
Pelayan!!!!
(berteriak)
Pembeli 2 : hush... sabar lah... kita kan nggak
buru-buru..... lagi pula semua kan butuh proses, emangnya ini surga?(mengipas-ngipas
kertas)
Pelayan : iya mbak? (setengah berlari) ada
yang bisa saya bantu?
Pembeli 1 : pesanan saya mana? Kok lama banget
sih? Ini restaurant apaan? (geram)
Pelayan : ma..maaf mbak (gemetar) pesanan
anda sedang di siapkan. Sebentar lagi datang.
Pembeli 1 : sebentar kamu itu kayak setahun.. ya
udah cepetan, bilangin sama kokinya!
Pelayan : iya mbak, itu sudah jadi(sambil
menunjuk ke arah dapur), saya ambilkan dulu mbak, permisi (mengambil pesanan)
Tak lama
kemudian pelayan pun membawa pesanan ke meja pembeli
Pelayan : silakan mbak, ini pesanan anda.
Selamat menikmati (sembari menyodorkan makanan yang telah dipesan)
Pembeli 2 : iya mbak, terimakasih (tersenyum)
Pelayan : sama-sama mbak, saya permisi dulu
(menuju dapur)
Pelayan pun pergi meninggalkan mereka, suasana di dalam restautant
pu kembali tenang. Namun tak selang beberapa waktu kemudian pembeli protes
karena ada ampas plastik di gelas kopinya, dan ayam panggang yang ia pesan
menurutnya terlalu gosong.
Pembeli 1 : ihh... ini makanan tidak layak makan!
(sambil mendoromg piringnya) ini namanya bukan ayam panggang, tapi ayam bakar,
apalagi ini... (memandang gelas kopinya) masak minuman ada sampahnya,
benar-benar keterlaluan ya... nggak higenis banget...
Pembeli 2 : itu ayam kamu nggak gosong, tapi ayam
panggang ya memang warnanya coklat gitu kan? (sambil menyantap nasi uduk)
Pembeli 1 : tapi ini kopi juga ada plastiknya
juga.. apa nggak dites dulu ya ?
Pembeli 2 : udahlah... jangan emosi terus dong,
dari tadi marah melulu, nanti mood kamu hilang lho.... (meneguk teh hangat),
nih... tenangin pikiran dulu. Minum aja tehku (menyodorkan tehnya)
Pembeli 1 : nggak mau ah... dari tadi disini mood
ku udah ilang, pelayan!!! Pelayan!!!
Pembeli 2 : haduh... mulai lagi deh (menepuk dahi)
Pelayan : (berlari) i..iiya mbak? Ada yang
dapat saya bantu kembali?
Pembeli 1 : nih, saya kan pesannya ayam panggang.
Kok dikasih ayam gosong?
Pelayan : ini kan memang ayam panggang mbak.
Disini kami menggunakan kecap lokal untuk menjaga warna dan rasanya mbak. Di
coba dulu mbak... silakan
Pembeli 2 : tuh kan... udah makan aja... (sambil
menyantap nasi uduk)
Pembeli 1 : alah.. kamu tuh Cuma ngeles aja kan!!
Biar kamu nggak rugi, okey... terus ini apaan? Masak ada sampah di dalam
kopi?!! Untung bukan sianida (menunjukkan gelas kepada pelayan)
Pelayan : haa?!(terkejut) maaf mbak, biar
saya ganti, silakan tunggu sebentar ya..(mengambil gelas kopi pembeli)
Pembeli 1 : iyaa.. sanaa... cepeet....
Manager
restaurant yang sedari tadi mengamati ruangan pun menghampiri pembeli yang
sedari tadi membuat kericuhan.
Manager : maaf mbak, ada apa ini? Mengapa
sedari tadi sepertinya suasananya anda tidak nyaman?
Pembeli 1 : begini ya Bu, pelayan anda ini
kerjanya nggak bener, masa’ saya mau makan harus nunggu lama? Ditambah
makanannya gosong lagi, mau minum ada sampahnya.. ihhh.. nggak banget deh....
Manager : maaf mbak, memang dalam memasak kan
kita juga membutuhkan waktu yang lumayan lama, karena restaurant ini sangat
menjaga kualitas rasa, tidak hanya kecepatannya mbak. Untuk kopi anda, nanti
biar diganti.
Pembeli 1 : ahh.. kelamaan Bu, saya habis ini ada
kuliah lagi. Memangnya hidup saya Cuma buat makan? (mencibir)
Manager : memang anda sudah mencicipi makanan
yang anda pesan tadi? Bukankah sedari tadi anda hanya melihat warnanya? Silakan
dicicipi terlebih dahulu.
Pembeli 1 : tidak usah Bu, saya sudah tidak selera
lagi, dan seharusnya Ibu menyeleksi karyawan Ibu terlebih dahulu.
Manager : terimakasih mbak atas kritik dan
sarannya, tetapi tolong lain kali jika anda mengkritik, kami sudah sediakan
kontak untuk krirtik dan saran, jadi anda tak perlu marah-marah
Pembeli 2 : iya itu. Maafkan teman saya ya Bu,
kalau begitu kami permisi dahulu. (berdiri dan meningga;kan meja makan)
Manager : (menepuk bahu pelayan) kamu yang
sabar ya... ada kalanya kesabaran kita diuji oleh orang-orang seperti mereka
Pelayan : iya Bu, saya sudah berusaha
Kedua pembeli
menuju kasir untuk membayar pesanan mereka
Pembeli 1 :
nih...(menyodorkan uang Rp.100.000,-) kembaliannya ambil semua, itu kan yang
kalian butuhkan
Penjaga kasir : maaf mbak,
pesanan anda tidak ada dalam cek ini, karena anda tidak jadi makan disini, jadi
silakan uang ini dibawa kembali.
Pembeli 2 : berarti
pesanan teman saya ini tidak dihitung karena tidak dimakan? Padahal kan nanti
bisa rugi mbak?(menggeleng-geleng)
Pembeli 1 : halah..
mereka itu gengsi dan sok bergaya... udah ambil saja
Manager yang sedari tadi mengamati tingkah pembeli itupun datang ke
kasir dan menghampiri mereka
Manager : maaf mbak,
bukannya gengsi, tetapi kami mengedepankan kepuasan pembeli, jadi karena anda
tidak puas ya kami tidak berhak menerima uang, bukankah memuliakan pembeli itu
wajib? ,mbak kan kuliah? Apa tidak tahu?
Pembeli 2 : maafkan
teman saya ini Bu, dia sudah keterlaluan. Kami permisi dahulu, terimakasih
Manager : iya mbak,
tidak apa-apa. Silakan (membukakan pintu)
Kedua pembeli itupun pergi meninggalkan restaurant dengan rasa
bersalah. Karena manusia tiada yang sempurna
By: ulinnuha s.m
By: ulinnuha s.m