Senin, 18 April 2016

ABOUT LOVE

Bukan berarti indah ketika kita hidup hanya untuk melupakan orang yang telah hadir dalam hidup kita.
Teruslah melangkah dan nikmatilah apa yang kau rasakan..
jikalau kau sedang istirahat, tengoklah walau sebentar ..
betapa indahnya SKENARIO yang telah Allah berikan untuk kita....

PESAN BIJAK



PESAN BIJAK 
kala itu,ada seorang syekh yang mendapat julukan mulia dan sangat dihormati oleh masyarakat di daerahnya, suatu hari beliau
sedang berjalan, lalu ditengah perjalanannya beliau berjumpa dengan seorang anak yang menggunakan sandal yang terbuar dari kayu
Syekh: hai anak kecil, hati-hati, tidakkah engkau takut jatuh menggunakan sandal itu?
anak kecil itu pun menjawab: 
"Wahai Syekh, kalaupun aku terjatuh dari sandal ini, jatuhku hanya di dunia, namun.. gelar yang kau bawa itu lebIh berbahaya , karena dapat menjatuhkan engkau dunia dan akhirat jikalau engkau tidak hati-hati"

Minggu, 17 April 2016

Keutamaan Ziarah Kubur

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالاَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِى حَازِمٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ « اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى فِى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِى وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِى أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِى فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ »
Dari Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb, mereka berdua berkata: Muhammad Bin ‘Ubaid menuturkan kepada kami: Dari Yaziid bin Kasyaan, ia berkata: Dari Abu Haazim, ia berkata: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berziarah kepada makam ibunya, lalu beliau menangis, kemudian menangis pula lah orang-orang di sekitar beliau. Beliau lalu bersabda: “Aku meminta izin kepada Rabb-ku untuk memintakan ampunan bagi ibuku, namun aku tidak diizinkan melakukannya. Maka aku pun meminta izin untuk menziarahi kuburnya, aku pun diizinkan. Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkan engkau akan kematian
(HR. Muslim no.108, 2/671)
Faidah:
  • Haram hukumnya memintakan ampunan bagi orang yang mati dalam keadaan kafir (Nailul Authar [219], Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi [3/402]). Sebagaimana juga firman Allah Ta’ala:
     مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى
    Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya)” (QS. At Taubah: 113)
  • Berziarah kubur ke makam orang kafir hukumnya boleh (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402). Berziarah kubur ke makam orang kafir ini sekedar untuk perenungan diri, mengingat mati dan mengingat akhirat. Bukan untuk mendoakan atau memintakan ampunan bagi shahibul qubur. (Ahkam Al Janaaiz Lil Albani, 187)
  • Jika berziarah kepada orang kafir yang sudah mati hukumnya boleh, maka berkunjung menemui orang kafir (yang masih hidup) hukumnya juga boleh (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402).
  • Hadits ini adalah dalil tegas bahwa ibunda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mati dalam keadaan kafir dan kekal di neraka (Syarh Musnad Abi Hanifah, 334)
  • Tujuan berziarah kubur adalah untuk menasehati diri dan mengingatkan diri sendiri akan kematian (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402)
  • An Nawawi, Al ‘Abdari, Al Haazimi berkata: “Para ulama bersepakat bahwa ziarah kubur itu boleh bagi laki-laki” (Fathul Baari, 4/325). Bahkan Ibnu Hazm berpendapat wajib hukumnya minimal sekali seumur hidup. Sedangkan bagi wanita diperselisihkan hukumnya. Jumhur ulama berpendapat hukumnya boleh selama terhindar dari fitnah, sebagian ulama menyatakan hukumnya haram mengingat hadits ,
    لَعَنَ اللَّه زَوَّارَات الْقُبُور
    Allah melaknat wanita yang sering berziarah kubur” (HR. At Tirmidzi no.1056, komentar At Tirmidzi: “Hadits ini hasan shahih”)
    Dan sebagian ulama berpendapat hukumnya makruh (Fathul Baari, 4/325). Yang rajih insya Allah, hukumnya boleh bagi laki-laki maupun wanita karena tujuan berziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan mengingat akhirat, sedangkan ini dibutuhkan oleh laki-laki maupun perempuan (Ahkam Al Janaaiz Lil Albani, 180).
  • Ziarah kubur mengingatkan kita akan akhirat. Sebagaimana riwayat lain dari hadits ini:
    زوروا القبور ؛ فإنها تذكركم الآخرة
    Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkanmu akan akhirat” (HR. Ibnu Maajah no.1569)
  • Ziarah kubur dapat melembutkan hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain:
    كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها ترق القلب ، وتدمع العين ، وتذكر الآخرة ، ولا تقولوا هجرا
    Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Haakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)
  • Ziarah kubur dapat membuat hati tidak terpaut kepada dunia dan zuhud terhadap gemerlap dunia. Dalam riwayat lain hadits ini disebutkan:
    كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروا القبور فإنها تزهد في الدنيا وتذكر الآخرة
    Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat membuat kalian zuhud terhadap dunia dan mengingatkan kalian akan akhirat” (HR. Al Haakim no.1387, didhaifkan Al Albani dalam Dha’if Al Jaami’, 4279)
  • Al Munawi berkata: “Tidak ada obat yang paling bermanfaat bagi hati yang kelam selain berziarah kubur. Dengan berziarah kubur, lalu mengingat kematian, akan menghalangi seseorang dari maksiat, melembutkan hatinya yang kelam, mengusir kesenangan terhadap dunia, membuat musibah yang kita alami terasa ringan. Ziarah kubur itu sangat dahsyat pengaruhnya untuk mencegah hitamnya hati dan mengubur sebab-sebab datangnya dosa. Tidak ada amalan yang sedahsyat ini pengaruhnya” (Faidhul Qaadir, 88/4)
  • Disyariatkannya ziarah kubur ini dapat mendatangkan manfaat bagi yang berziarah maupun bagi shahibul qubur yang diziarahi (Ahkam Al Janaiz Lil Albani, 188). Bagi yang berziarah sudah kami sebutkan di atas. Adapun bagi  shahibul qubur yang diziarahi (jika muslim), manfaatnya berupa disebutkan salam untuknya, serta doa dan permohonan ampunan baginya dari peziarah. Sebagaimana hadits:
    كيف أقول لهم يا رسول الله؟ قال: قولي: السلام على أهل الديار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين منا والمستأخرين وإنا إن شاء الله بكم للاحقون
    Aisyah bertanya: Apa yang harus aku ucapkan bagi mereka (shahibul qubur) wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Ucapkanlah: Assalamu ‘alaa ahlid diyaar, minal mu’miniina wal muslimiin, wa yarhamullahul mustaqdimiina wal musta’khiriina, wa inna insyaa Allaahu bikum lalaahiquun (Salam untuk kalian wahai kaum muslimin dan mu’minin penghuni kubur. Semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului (mati), dan juga orang-orang yang diakhirkan (belum mati). Sungguh, Insya Allah kami pun akan menyusul kalian” (HR. Muslim no.974)
  • Ziarah kubur yang syar’i dan sesuai sunnah adalah ziarah kubur yang diniatkan sebagaimana hadits di atas, yaitu menasehati diri dan mengingatkan diri sendiri akan kematian. Adapun yang banyak dilakukan orang, berziarah-kubur dalam rangka mencari barokah, berdoa kepada shahibul qubur adalah ziarah kubur yang tidak dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Selain itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga melarang qaulul hujr ketika berziarah kubur sebagaimana hadits yang sudah disebutkan. Dalam riwayat lain disebutkan:
    ولا تقولوا ما يسخط الرب
    Dan janganlah mengatakan perkataan yang membuat Allah murka” (HR. Ahmad 3/38,63,66, Al Haakim, 374-375)
    Termasuk dalam perbuatan ini yaitu berdoa dan memohon kepada shahibul qubur, ber-istighatsah kepadanya, memujinya sebagai orang yang pasti suci, memastikan bahwa ia mendapat rahmat, memastikan bahwa ia masuk surga, (Ahkam Al Janaiz Lil Albani, 178-179)
  • Tidak benar persangkaan sebagian orang bahwa ahlussunnah atau salafiyyin melarang ummat untuk berziarah kubur. Bahkan ahlussunnah mengakui disyariatkannya ziarah kubur berdasarkan banyak dalil-dalil shahih dan menetapkan keutamaannya. Yang terlarang adalah ziarah kubur yang tidak sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang menjerumuskan kepada perkara bid’ah dan terkarang mencapai tingkat syirik.

Penulis: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id

Kamis, 14 April 2016

OPTIMIS



Optimism Is Amazing
Figure culture is culture and every nation. Indonesia is a country rich in culture. Every region in Indonesia has a unique individual. Rich or poor is not a barrier to unity. Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, and Buddhism is not an obstacle ntuk help each other. However, the love that is owned by all the people of Indonesia is a real strength for the entire homeland of Indonesia.
Youth are the generation who will continue the struggle of the hero. Not only fought against the invaders, but the fight against ignorance. The success of a country depends on the success of the youth in building and advancing the country.
The Qur'an is a Book revealed to the Muslims to lead people towards the right path. Long before the Qur'an down, the book of Psalms, Torah, and the Gospel has been there as a role model of the existing generation. As long as we believe in the teachings that exist in the book, then we will be safe and successful menampuh this broken life.
Does not rule out the possibility that each person is special. Because humans were created as a creature which has advantages and disadvantages. But we as educators candidate nation must always pay attention to the condition of each child and the environmental conditions that exist around us. If we have the advantage that we should use to be a benefit to others.
Education does not always have to be at school, but education is an experience that taught to others. So it is not only the theory that we can, but we also practice to cultivate. There is no age limit for people who are learning, but often we encounter people who drop out of school argued that their age is not worth more to learn.
In the search for knowledge we must always remember the Lord. Because without it we would not be anything. Science without theology is like a straight road without a destination. Looking for a means to divide. That's the thing that we should note.
As we have learned and got the science, we do not feel enough. Because when we understand the meaning of one thing, then we will be hungry to find out anything else. As has been said, that we must learn all the breath blows. When we fall and fail, then look to the future that we are the one who will succeed someday. Because failure is success delayed. Optimistic is the key to answer the challenges of the times.
If we can do it, why not? No word failure for people who are always optimistic. They will only say "failure is a step to success". There is no reason to stop fighting. Because life without sacrifice will not leave lasting memories.
In an atmosphere of advances in technology and life science increasingly discussed. This discussion is more pronounced after it was realized that science and technology can not guarantee happiness. It can we feel directly. Especially when we thirst for satisfaction that we have.
For that, let us begin life with always grateful to God. With that we will always be happy and feel quite above what we have. And do not be discouraged when facing a big problem. Because we are always optimistic about what we are doing.
If we plant rice seedlings, surely we will meet the grass. But if we plant the seeds of grass, it is impossible we find rice there.

ARTIKEL



Komunikasi dan Kolaborasi Sebagai Kunci Kemajuan Indonesia
Ulinnuha Siti Munawaroh
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga
Abstract
In everyday life we never be separated from the communication and collaboration. Both within the family, school or community. Therefore we use communication and collaboration as a way to improve education and the leadership of the Indonesian nation.
Without effort, the ideals of the Indonesian people who have many years of activity initiated in the preamble of the 1945 Constitution will not be realized. This is the cause of the deterioration of Indonesia, especially in education. Until now there are still many who have not been able to feel the stool education because of a lack of communication between educators and parents. So that not a few observers were overwhelmed education in addressing the problem of education in Indonesia, especially in rural areas that lack the technology.
Abstrak
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari komunikasi dan kolaborasi. Baik dalam lingkungan keluarga, pendidikan ataupun masyarakat. Maka dari itu komunikasi dan kolaborasi kita gunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan dan kepemimpinan bangsa Indonesia.
Tanpa usaha, maka cita-cita bangsa Indonesia yang telah bertahun-tahun digagaskan dalam pembukaan UUD 1945 tidak akan terwujud. Inilah penyebab kemunduran Indonesia terutama dalam pendidikan. Sampai saat ini masih banyak yang belum dapat merasakan bangku pendidikan karena kurangnya komunikasi antara pendidik dan orang tua. Sehingga tidak sedikit pula para pengamat pendidikan yang kewalahan dalam mengatasi masalah pendidikan di Indonesia, terutama di daerah pedalaman yang minim akan teknologi.
Pandangan Luas Komunikasi dan Kolaborasi
Setiap waktu adalah komunikasi, baik secara batin ataupun secara sadar dan nyata. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara langsung, namun komunikasi sekarang sering dilakukan dengan jarak jauh. Terutama dengan berkembangnya teknologi informasi, akses komunikasi lebih mudah dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dalam kepemimpinan pendidikan, komunikasi termasuk komponen utama yang harus dilaksanakan. Karena suatu lembaga dapat bekerja secara total dan baik apabila antara pemimpin dan yang dipimpin saling berkomunikasi dengan baik.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas tinggi, kita tidak hanya cukup melakukan komunikasi saja, akan tetapi perlu diadakan kolaborasi antara pendidik dengan pemimpin, serta antara pendidik dengan siswa. Hal tersebut sangat penting untuk dilaksanakan karena kolaborasi merupakan salah satu alat yang dapat mempererat antar individu dan menyeimbangkan kemampuan untuk menghasilkan produk yang baru. Ketika kita bekerja tanpa kolaborasi maka hasil yang akan dicapai kurang lengkap, karena dalam proses kolaborasi terdapat fungsi yang penting yaitu saling melengkapi satu sama lain. Hal tersebut tidak kita dapatkan apabila kita hanya bekerja secara individu. Lalu bagaimana cara melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan baik dalam keseharian kita?
Pemahaman Komunikasi dalam Budaya dan Pendidikan
Kita ketahui secara istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi diartikan proses sharing diantara dua pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut. Beberapa pengertian komunikasi dari berbagai ilmuan, antara lain:
  1. Menurut Lexicograper ( ahli kamus bahasa )Komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama dan pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
  2. Dictionary (edisi tahun 1977) Kominikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambing-lambang , tanda-tanda atau tingkah laku.
  3. Frank E.X.Dance, Komunikasi adalah Suatu proses dimana orang menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah dan membentuk perilaku orang-orang lainnya.
  4. Movland, Janis dan Kelley ( 1953 )Komunikasi adalah Proses penyampaian informasi ,gagasan emosi , keahlian dan lain-lain
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat para cerdik pandai yang mendalami komunikasi ini.
  1. Oxford Dictionary ( Oxford University Press, 1956 )
Menyatakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah the sending or exchange of information, idea, etc. atau kurang lebih artinya “ pengiriman atau tukar menukar informasi, ide dan sebagainya “.
  1. Benny Kaluku
Dalam bukunya yang berjudul Planning menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pengertian dan mengandung semua unsur prosedur yang dapat mempertemukan suatu pemikiran dengan pemikiran lainnya, ini menyangkut pidato tertulis dan lisan, musik, gambar, teater, ballet, dan semua kelakuan.
  1. Keith Davis
Dalam bukunya Human Relation at Work  menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses jalur informasi dan pengertian dari seseorang ke orang lain.
  1. Phil Astrid Susanto
Dalam bukunya, komunikasi dalam teori dan praktek menyebutkan komunikasi adalah proses pengoperan lambang – lambang yang mengandung arti.
  1. Communicative Skill ( Air University-USA )
Komunikasi adalah suatu proses yang mempunyai 3 komponen. Pertama, komunikator yaitu seseorang yang memindahkan arti. Kedua, simbol untuk memindahkan arti. Ketiga, penerima yaitu seseorang yang menerima simbol dan menterjamahkan artinya.
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
New Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Analisis : Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan(stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang “receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh “source” (komunikator).
William J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
Adapun disebutkan dalam kamus bahasa Indonesia, komunikasi berarti hubungan antara dua orang atau lebih untuk menyampaikan sesuatu agar dapat dipahami. Komunikasi adalah pembawa proses sosial. Ia adalah alat yang manusia miliki untuk mengatur, menstabilkan, dan memodifikasi kehidupan soaialnya. Proses sosial bergantung pada penghimpunannya, pertukaran, dan penyampaian pengetahuan. Pada gilirannya pengetahuan bergantung pada komunikasi ( Peterson, Jensen, dan Rivers, 1965:16).[1] 
Dalam kultur budaya komunikasi yang dimiliki oleh setiap daerah dan suku berbeda. Tidak semestinya jika kita hanya berkomunikasi dengan berdasar kepada satu cara komunikasi. Namun kita harus memperhatikan betul siapa dan darimana orang yang kita ajak berkomunikasi. Misalnya dalam cerita berikut ini.
Suatu perang terjadi antara sebuah kerajaan Melayu di Indonesia dan sebuah angkatan perang penjajah karena perkara “sepele”. Ketika bekunjung ke kerajaan itu, komandan bule mencium tangan permaisuri sebagai tanda penghormatan. Raja marah, menganggap pemimpin kolonial itu kurang ajar. Lalu ketika presiden Amerika Serikat John Kennedy dan Presiden Meksiko Adolfo Lopez Meteos bertemu di Meksiko tahun 1962. Ketika mengendarai mobil, Kennedy memperhatikan jam tangan Presiden Meksiko. Kennedy pun memuji Lopez : “Betapa indahnya jam tangan anda”. Lopez segera memberikan arlojinya kepada Presiden Amerika seraya berkata, “Jam tangan ini milik anda sekarang”. Kennedy pun merasa malu karena pemberian itu. Ia berusaha menolaknya, namun Presiden Meksiko menjelaskan bahwa di negerinya ketika seseorang menyukai sesuatu, sesuatu itu harus diberikan kepadanya- kepemilikan adalah masalah perasaan dan kebutuhan manusia, bukan milik pribadi. Kennedy merasa terkesan oleh penjelasan itu dan menerima arloji itu dengan rendah hati. Tak lama kemudian, Presiden Lopez berpaling kepada Presiden Amerika Serikat dan berkata: “Aduh, betapa cantiknya istri Anda”, yang dijawab oleh Kennedy: “ Silakan ambil kembali jam tangan Anda”(dalam Condon dan Yousef, 1985:89).
Cerita di atas adalah dua contoh komunikasi antar budaya. Apabila kita hanya berada pada satu daerah saja maka yang kita dapat hanyalah budaya yang ada pada satu tempat saja. Seperti dalam lembaga pendidikan, apabila kita hanya berada pada satu lembaga saja maka kita akan minim terhadap pengetahuan. Ditambah lagi jika kita hanya pasif tanpa berkecipung dengan lingkungan pendidikan sendiri. Maka sempurnalah ketidakpahaman kita terhadap kultur budaya dalam pendidikan.
Jika kita berkecipung dan menjalani proses pendidikan yang berpindah-pindah, maka kita akan menemukan banyak figur budaya yang bermacam-macam. Selain itu kita juga akan mendapat ilmu pengetahuan yang beraneka ragam. Tidak hanya yang kita inginkan saja, namun apapun yang mampu menopang keberhasilan kita maka kita akan mendapatkannya.
Pemahaman Tentang Kolaborasi Secara Luas
Kerja sama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai mahluk sosial. Kerja sama memiliki dimensi yang sangat luas dalam kehidupan manusia, baik terkait tujuan positif maupun negatif.  Dalam hal apa, bagaimana, kapan dan di mana seseorang harus bekerjasama dengan orang lain tergantung pada kompleksitas dan tingkat kemajuan peradaban orang tersebut. Semakin modern seseorang, maka ia akan  semakin banyak bekerja sama dengan orang lain, bahkan seakan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu tentunya dengan bantuan perangkat teknologi yang modern pula.
Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan usia. Sejak masa kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di dalam kehidupan keluarga. Setelah dewasa, kerjasama akan semakin berkembang dengan banyak orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pada taraf ini, kerjasama tidak hanya didasarkan hubungan kekeluargaan, tetapi semakin kompleks. Dasar utama dalam kerja sama ini adalah keahlian, di mana masing-masing orang yang memiliki keahlian berbeda, bekerja bersama menjadi satu kelompok/tim dalam menyeleseaikan sebuah pekerjaan. Kerja sama tersebut adakalanya harus dilakukan dengan orang yang sama sekali belum dikenal, dan begitu berjumpa langsung harus bekerja bersama dalam sebuah kolempok. Oleh karena itu selain keahlian juga dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri dalam setiap lingkungan atau bersama segala mitra yang dijumpai.
Dari sudut pandang sosiologis, pelaksanaan kerjasama antar kelompok masyarakat ada tiga bentuk (Soekanto, 1986: 60-63) yaitu: (a) bargaining yaitu kerjasama antara orang per orang dan atau antarkelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan, atau jabatan tertentu, (b) cooptation yaitu kerjasama dengan cara rela menerima unsur-unsur baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan stabilitas organisasi, dan (c) coalition yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Di antara oganisasi yang berkoalisi memiliki batas-batas tertentu dalam kerjasama sehingga jati diri dari masing-masing organisasi yang berkoalisi masih ada. Bentuk-bentuk kerjasama di atas biasanya terjadai dalam dunia politik.
Selain pandangan sosiologis, kerjasama dapat pula dilihat dari sudut manajemen yaitu dimaknai dengan istilah collaboration. Makna ini sering digunakan dalam terminologi manajemen pemberdayaan staf yaitu satu kerjasama antara manajer dengan staf dalam mengelola organisasi. Dalam manajemen pemberdayaan, staf bukan dianggap sebagai bawahan tetapi dianggap mitra kerja dalam usaha organisasi (Stewart, 1998; 88).
Kerjasama (collaboration) dalam pandangan Stewart merupakan bagian dari kecakapan ”manajemen baru” yang belum nampak pada manajemen tradisional. Dalam manajemen tradisional terdapat tujuh kecakapan/ proses kegiatan manajerial yaitu perencanaan (planning), komunikasi (communicating), koordinasi (coordinating), memotivasi (motivating), pengendalian (controlling), mengarahkan (directing), dan memimpin (leading).
 Tidak dapat dipungkiri bahwa kecakapan-kecakapan di atas seperti merencanakan, mengkomunikasikan, mengkoordinasikan, dan memotivasi perlu dikuasai oleh seorang manajer. Namun demikian, untuk kecakapan yang ketiga terakhir yaitu mengendalikan, mengarahkan, dan memimpin dianggap ”sudah tidak efektif lagi”. Menurut Stewart perlu seperangkat kecakapan baru yang perlu dikuasai oleh manajer era baru yaitu harus mampu membuat mampu (enabling), memperlancar (facilitating), berkonsultasi (consulting), bekerjasama (collaborating), membimbing (mentoring), dan mendukung (supporting).[2]
Kolaborasi seringkali kita temukan dalam ajang kompetisi. Kolaborasi dilakukan oleh pihak yang bertanding untuk menampilkan hal yang baru dan spektakuler. Tidak jauh berbeda dengan dunia pendidikan, kolaborasi dilakukan untuk menghasilkan esensi yang baru dalam perspektif pendidikan. Jika dalam bidang kompetisi saja kolaborasi dapat mengubah hal yang biasa menjadi luar biasa, maka pendidikan akan lebih maju jika ada kolaborasi yang sangat baik antar warga di lingkungan pendidikan.
Keterkaitan Antara Komunikasi dan Kolaborasi
Komunikasi dan kolaborasi adalah jawaban untuk memajukan potensi dan kualitas pendidikan. Karena dengan komunikasi dan kolaborasi yang baik maka kepemimpinan akan terlaksana dengan baik pula. Pada umumnya hal yang paling sering mempengaruhi kekompakan adalah komunikasi antar anggota dan pemimpin. Ketika kita kurang berkomunikasi maka kuranglah pemahaman yang kita dapat. Selain itu kolaborasi juga tidak kalah penting dengan komunikasi. Hal tersebut dikarenakan karena kolaborasi menjadi salah satu cara yang mampu mendobrak kemajuan suatu lembaga pendidikan.
Integrasi dan interkoneksi adalah salah satu pandangan yang lebih up to date. Dengan bahasa kounikatif yang tidak kalah unik, kolaborasi di implementasikan dalam banyak bidang ilmu. Kolaborasi dalam suatu lembaga lebih dikenal dengan kata manageman. Tidak jauh berbeda dengan pengertian kolaborasi yang ada, hanya sebutan dan tempat yang digunakan sebagai ciri tersendiri pada sebuah managemen.
Komunikasi dan Kolaborasi di Indonesia dalam Figur Kultur Budaya
Dunia pendidikan di Indonesia tidak hanya berpusat di Jawa, namun pendidikan di Indonesia pada hakikatnya berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Maka dari itu, kita harus mengenali cara komunkasi di Indonesia dari berbagai kultur budaya.
Litvin menyebutkan bahwa alasan-alasan untuk mempelajari komunikasi antar budaya adalah antara lain yaitu dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat diperlukan, serta perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola budaya mendasar yang berlaku. Dalam dunia pendidikan pun kita harus memahami pemahaman komunikasi antara satu orang dengan orang lainnya. Karena hal tersebut sangat berpengaruh pada penafsiran seseorang dalam mengolah informasi.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan bahasa. Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa perbedaan adalah hal yang dapat memperkuat persatuan negara ini. Para pahlawan juga telah memberikan tauladan kepada kita semua untuk senantiasa berkomunikasi dengan baik, karena dengan demikian kita akan mengerti suatu hal yang masih menjadi sebuah permasalahan. Apalagi dengan adanya kolaborasi yang kuat, maka ikatan dan rasa memiliki kita terhadap negara ini sangatlah besar. Komunikasi dan kolaborasi kini telah diberlakukan dalam pendidikan yang berbasis Integrasi dan Interkoneksi. Akan tetapi masih banyak yang belum memahami visi dan misi komunikasi dan kolaborasi dalam pendidikan, maka dari itu ini adalah tugas kita sebagai generasi muda pembangkit bangsa. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan untuk Indonesia, namun alangkah lebih baik jika kita mulai dari diri kita sendiri dengan berkomunikasi secara baik tanpa meyakiti orang yang kita ajak komunikasi dimanapun dan kapanpun.
Banyak pahlawan yang mengomunikasikan pendidikan dengan cara yang mereka miliki. Seperti halnya Ki Hajar Dewantara dan R.A. Kartini, mereka adalah contoh figur pendidikan Indonesia yang mampu  mengangkat kualitas dan pola pikir rakyat Indonesia yang merasa bahwa pendidikan itu tidaklah penting bagi keluarga mereka. Dengan usaha yang gigih dan penuh semangat, para pahlawan ini akhirnya mampu mengajak bangsa Indonesia maju dalam pendidikan. Habis gelap terbitlah terang, itulah kata R.A. Kartini.
Kesimpulan
Pada dasarnya pendidikan itu adalah penting, namun tidak semua orang menerima tanggapan ini dengan baik karena mereka menerima informasi yang dikomunikasikan dengan bahasa yang tidak sesuai dengan budaya mereka.
Komunikasi yang baik dan menarik adalah salah satu kunci untuk memajukan pendidikan di Indonesia, karena dengan demikian banyak orang yang akan berubah pikiran untuk ikut serta di dunia pendidikan, tidak hanya itu yang kita butuhkan dalam dunia pendidikan. Cara seorang pemimpin berkomunikasi terhadap orang yang dipimpin pun menjadi salah satu penyebab kemajuan pendidikan. Maka dari itu walaupun telah memiliki pangkat tinggi, hendaknya kita tidak semena-mena menjalankan tugas dan semena-mena dalam memperlakukan orang berada dibawah kita. Karena suksesnya suatu lembaga pendidikan juga dipengaruhi oleh pemimpin.
Kolaborasi dalam perspektif pendidikan juga sangat dibutuhkan karena kolaborasi merupakan salah satu alat untuk mengatur jalannya pendidikan yang maju. Semoga di masa yang akan datang kita dapat menjadi generasi selanjutnya yang mampu mendorong dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy.,& Jalaludin Rakhmat. 2010. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kurniawan, Syamsul & Erwin Mahrus. 2013. JEJAK PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN
            ISLAM. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Thaha, H. Nasruddin. Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Di Zaman Jaya. Jakarta: Mutiara.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/25/kompetensi-sosial-pengawas-sekolah-kerja-sama/  (diakses pada hari Selasa, 22 Desember 1015, pukul:13.00 WIB)



[1] Deddy Mulyana & Jalaludin Rakhmat. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2010) hlm.137
[2] [Diambil dari: Depdiknas.2009. Dimensi Kompetensi Kepribadian & Kompetensi Sosial (Bahan Belajar Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah), Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan]