Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan orang-orang
yang hebat dalam berwirausaha, mereka berhasil melewati masa kritis sebagai
seorang wirausaha.
Dalam berwirausaha kita membutuhkan berbagai bantuan antara lain,
tenaga, modal dan sasaran. Pada era masa kini Indonesia sedang mengalami MEA
yang mengakibatkan dan menuntut para pengusaha untuk menciptakan produksi yang
inovatif serta kualitatif. Sebagai sarana untuk mengembangkan jiwa edupreunership
di lingkungan mahasiswa, program studi PGMI (Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah) Mmberikan fasilitas pembentukan jiwa edupreunership dalam mata
kuliah Edupreunership. Untuk itu hendaknya dapat menjadi acuan mutu bagi
program studi lainnya, baik di lingkungan dalam kampus ataupun luar kampus.
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama
mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.Wirausahawan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para
ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang
berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988),
menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru(Schumpeter, 1934), ekplorasi
berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan
mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi(Say, 1803). Beberapa definisi
tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Richard
Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Menurut Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen
yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari
produksinya.Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
Sumahawijaya (1980) mengemukakan pengertian wiraswasta berdasarkan
asal katanya, wiraswasta berasal dari kata wira dan swa. Wira diartikan dengan
sikap teladan, jujur, baik, terkemuka, sedangkan swa berarti sendiri, dan sta
artinya berdiri. Wiraswasta memuat sifat keberanian, keutamaan, keteladanan,
dan semangat yang bersumber dari kekuatan sendiri.
Suryo (1986) mengatakan bahwa secara definitif wiraswastawan adalah
orang yang memiliki kemampuan dan sikap mandiri, berpandangan jauh, kreatif,
inovatif, tangguh dan berani menanggung resiko dalam pengelolaan usaha dan
kegiatan yang mendatangkan keberhasilan.
Kao (1989) mendefinisikan wiraswasta
sebagai usaha untuk menciptakan nilai dengan mengenali peluang bisnis,
pengelolaan atas pengambilan resiko peluang, ketrampilan melakukan mobilisasi
manusia, finansial, dan sumber-sumber material yang dibutuhkan agar rencana
dapat terlaksana dengan baik.
Suhadi (1985) mengemukakan wiraswasta memuat sejumlah karakteristik
seperti percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan
baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam
berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada
pengalaman.
Van der Straaten (dalam Joesoef, 1976) mendefinisikan wiraswasta
memuat kegiatan memburu keuntungan bisnis terkandung dalam kegiatan menerobos
berbagai persaingan, pasaran baru, proses produksi baru untuk mengadakan,
meyediakan, dan penjualan barang dan jasa.
Sharma (1975) menjelaskan bahwa wiraswasta memuat kemauan untuk
mengambil inisiatif dalam kondisi yang tidak pasti dengan banyaknya
masalah-masalah yang baru.
Dalam
melaksanakan suatu usaha, seringkali kita temukan hamabatan, rintangan dan
tantangan dalam berwirausaha. Hambatan, rintangan dan tantangan dalam
berwirausaha antara lain: 1. Ketidakmampuan
Manajemen
Dalam kebanyakan UKMK,
kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan
merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa
kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
2. Kurang Pengalaman
Idealnya, calon
wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja
mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi);
kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai
kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
3. Lemahnya Kendali
Keuangan
Dalam hal ini ada dua
kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan
kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan
membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan
kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai
uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka
memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang
memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan
semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap
UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat
peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara
menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus
mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan
mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
4. Gagal Mengembangkan
Perencanaan Strategis.
Terlalu banyak
wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka
mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun,
kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan
ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu
strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar
yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di
pasar.
5. Pertumbuhan Tak
Terkendali
Pertumbuhan merupakan
sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi
pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker
menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami
pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila
penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai
dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar
bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.
6. Lokasi yang buruk
Untuk bisnis apapun,
pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni – dan untuk
sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan,
dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena
ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang
dan bisnis tersebut terancam gagal.
7. Pengendalian
Persediaan yang Tidak Baik
Umumnya, investasi
terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan,
namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang
paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan
mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan
pelanggan kecewa dan pergi.
8. Ketidakmampuan
Membuat Transisi Kewirausahaan.
Berhasil melewati
“tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah
berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar
drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan
berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan
mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan
pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak
wirausahwan.
- Sulit untuk mendapatkan modal
Memang untuk
menjalankan suatu bisnis tidak harus melulu membutuhkan modal. Bisnis
dropshipperan juga bisa dikatakan tanpa memerlukan modal. Kita hanya perlu
skill menjual. Namun bagaimanapun sebagai pemula yang baru akan menjalankan
bisnis. Saya justru lebih setuju jika harus mengeluarkan modal untuk
menjalankan bisnis. Tujuannya apa? Agar ada semangat untuk mengejar profit.
Saya katakan tidak mungkin seorang wirausaha tidak membutuhkan profit. Jadi,
jika serius untuk berwirausaha, harus siap modal terlebih dahulu.
- Ikut-ikutan dan akhirnya tidak fokus
Kebanyakan kasus
“ikut-ikutan” ini adalah terjadi pada Mahasiswa yang masih mempunyai jiwa
semangat untuk berbisnis. Dan pada umumnya suka mengikuti trend yang sedang
berkembang. Ketika trend sudah mulai pudar maka akan mencoba fokus untuk bisnis
lainnya. Menjalankan sebuah bisnis tidak bisa dilakukan setengah-setengah.
Harus fokus dan totalitas.
- Mudah menyerah
Memulai sebuah usaha
atau bisnis, sepertinya tidak akan langsung bisa sukses. Jatuh bangun diawal
merintis sebuah usaha sudah pasti ada. Jadi jangan mudah menyerah, terus
belajar dari kesalahan yang ada. Meskipun usaha Anda sudah bisa berjalan
sempurna, saya yakin pasti Anda akan tetap menemukan hambatan.
- Salah perhitungan biaya orperasional di awal
Saat kita memulai
sebuah bisnis baru, biasanya yang sering terjadi adalah membelanjakan modal
untuk membeli berbagai macam biaya operasional ataupun perlengkapan usaha yang
sekiranya bisa jadi belum terlalu dibutuhkan. Atau bisa jadi Anda melakukan
belanja promosi untuk usaha Anda. Tanpa disadari terlalu banyak melakukan
promosi dibandingkan produksi ujung-ujungnya nanti orang akan banyak yang tahu
tentang produk Anda, namun produk yang Anda miliki stock nya limit.
Mungkin hanya itu yang
saya tahu. Jika ada yang mau berbagi pengalaman apa yang menjadi hambatannya
selama menjalankan bisnis, silahkan bisa share di sini.
Pengertian komisi adalahsekelompok orang yang ditunjuk
(diberi wewenang) oleh pemerintah atau rapat untuk menjalankan fungsi (tugas)
tertentu. Imbalan (uang) atau presentase tertentu yang dibayarkan karena jasa
yang diberikan dalam jual beli
Royalti adalah
jumlah yang dibayarkan untuk penggunaan properti, seperti hak paten, hak cipta, atau sumber alam; misalnya, pencipta mendapat bayaran royalti ketika
ciptaannya diproduksi dan dijual; penulis dapat memperoleh royalti ketika buku hasil karya tulisannya dijual; pemilik tanah menyewakan
tanahnya ke perusahaan minyak atau perusahaan penambangan akan memperoleh royalti
atas dasar jumlah minyak yang dihasilkan dan tanah tersebut.
Bounty dalam bahasa Inggris berarti hadiah uang atau
barang lainnya yang ditawarkan suatu organisasi untuk penangkapan seseorang
atau sesuatu. Selain itu Bounty dapat bermakna:
·
bentuk kata
intensif adalah salah satu yang menunjukkan kuat, lebih kuat, atau lebih
terkonsentrasi tindakan relatif terhadap akar yang intensif dibangun.Intensives biasanya formasi leksikal, tapi mungkin
ada proses biasa untuk membentuk intensives dari akar. Formasi
intensif, misalnya, ada di Proto-Indo-Eropa , dan di banyakbahasa Semit .
·
Umumnya [keterangan
bonus berarti
·
sebuah pembayaran tambahan (pembayaran bonus) yang diterima untuk melakukan pekerjaan seseorang
dengan baik atau
·
gaji atau upah sepenuhnya didasarkan
pada seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan seseorang , yang disebut terkait kinerja membayar atau membayar
untuk kinerja.
Tidak ada yang tau pastinya dalam membuat usaha semakin sukses, bisnis online itu sifatnya semua dan keberuntungan. Kecuali jika memang memiliki idei yang brilian yang mampu untuk bersaing secara sehat dan baik.
BalasHapusPelajari lebih lanjut ke situs bisnis online https://finansbis.com.